Arsenal FC

Halaman

Rabu, 29 Februari 2012

Sejarah Persib


Pada Kompetisi 1991-1992, Persib gagal mempertahankan gelar setelah kalah 1-2 dari PSM di semifinal, dan 1-2 dari Persebaya pada perebutan tempat ketiga dan keempat. Pada tahun 1993 Wahyu Hamijaya dipilih menjadi ketua umum Persib menggantikan Ateng Wahyudi. Pada kompetisi penutup Perserikatan 1993-1994 Persib meraih gelar juara setelah di final mengalahkan PSM 2-0 melalui gol Yudi Guntara dan Sutiono Lamso. Persib pun berhak membawa pulang Piala Presiden untuk selamanya karena kompetisi berikutnya berubah nama menjadi Liga Indonesia, yang pesertanya dari Galatama dan Perserikatan.

Saat merebut gelar juara Kompetisi Perserikatan terakhir, trio pelatih yang menangani Persib adalah Indra Thohir, Djadjang Nurdjaman, dan Emen “Guru” Suwarman. Materi pemainnya, yakni Aris Rinaldi (kiper), Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi, Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Yusuf Bachtiar, Asep Kustiana, Sutiono Lamso, Kekey Zakaria, Yudi Guntara.

Persib kembali mencatatkan namanya dalam sejarah kompetisi Liga Indonesia. Persib berhasil mencapai final dan menggengam trofi juara dengan menaklukkan Petrokimia Putra dihadapan lebih kurang 80.000 penonton di partai final dengan skor 1-0 melalui gol Sutiono Lamso pada menit ke-76. Sorai-sorai pun bergemuruh di Stadion Utama Senayan Jakarta. Saat itu, Persib ditangani trio pelatih Indra Thohir, Djadjang Nurdjaman, Emen “Guru” Suwarman. Persib menggunakan formasi 3-5-2 dengan materi pemain adalah Anwar Sanusi (kiper), Robby Darwis, Yadi Mulyadi, Mulyana (belakang). Dede Iskandar (kanan), Nandang Kurnaedi (kiri), Asep “Munir” Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara/Asep Sumantri (gelandang), Kekey Zakaria, Sutiono Lamso (depan).

Sumber: Lintas Sejarah Persib, Risnandar Soendoro

Segera Bangkitkan Moril Pemain


Dua kekalahan telak pada dua laga terakhir melawan Persiwa dan Persipura terasa sangat menyesakan bagi PERSIB. Secara moril kondisi ini berdampak buruk buat pemain. "Kalah dengan selisih gol yang besar mempengaruhi mental pemain. Mereka pasti terpukul. Butuh waktu untuk membangkitkan motivasi mereka," ujar mantan pelatih PERSIB, Deny Syamsudin.

Menurut Deny, sepulangnya dari Jayapura pelatih harus segera melakukan langkah untuk membangkitkan moril para pemain, yang saat ini boleh dibilang berada di titik nadir setelah babak belur di tanah Papua.

Ia mengatakan, pembenahan mental pemain ini sangat penting, karena setelah Tur Papua ini, PERSIB akan melakoni laga kandang  menghadapi Persela dan Arema.

"Bukan saatnya menyalahkan pemain. Lebih baik melakukan evaluasi untuk perbaikan ke depan. Lupakan kekalahan itu, dan segera menyiapkan diri menghadapi pertandingan selanjutnya," kata Deny menambahkan. ***

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...